Jumat, 20 Februari 2009

Electric Makin Meredup

PALEMBANG - Sinar putri Jakarta Electric PLN makin redup usai tumbang di seri pembuka putaran kedua Proliga 2009. Yulianingsih dkk menyerah dari Jakarta BNI Taplus 1-3 (20-25, 25-21, 21-25, 14-25) di GOR Bumi Sriwijaya, Palembang, Jumat (20/2/2009).

Kegagalan itu melengkapi tiga keterpurukan Electric sebelumnya di putaran pertama, termasuk menyerah dari BNI Taplus 0-3 di Gresik, Jawa Timur. Tim pelatih Electric pun secepatnya harus evaluasi jelang pertarungan berikutnya menghadapi Gresik Petrokimia di GOR Pangukan, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (27/2/2009).

Pelatih Electric Victor Laiyan mengatakan anak asuhnya bermain di bawah best perform. Dia tak mengetahui apa penyebab Yulianingsih dkk bermain jelek menghadapi BNI Taplus. Namun, dia ingin mereka tetap fokus ke depan. "Saya harap anak-anak tidak memikirkan hasil ini. Kita harus mempersiapkan diri ke pertandingan berikutnya di Bantul. Target kami meraih kemenangan di tiga pertandingan tersisa menghadapi Gresik Petrokimia, Bogor Prayoga, serta Jakarta Popsivo," kata Victor.

Sementara BNI Taplus pantas bersyukur atas prestasi tersebut. Kemenangan atas Electric membuat mereka mengais lima dari enam pertandingan. Tim asuhan Pelatih Sukirno itu hanya menderita kekalahan dari Surabaya Bank Jatim.

Sukirno mengaku kemenangan itu membuat mereka berhak tampil di final four, tapi dirinya masih memperbaiki beberapa kelemahan. "Sektor libero dan quicker kami masih lemah. Di luar itu, kami semakin bagus dan kompak. Kekuatan kami tidak fokus kepada Juliana Escobar, tapi juga Dani Mancuso," ujar Sukirno.

Menurutnya, keberadaan dua pemain asingnya itu memegang peranan penting. Bahkan, dia tak mengetahui jika Escobar dan Mancuso absen saat menghadapi Electric.

Pelatnas Terpadu Butuh Evaluasi

JAKARTA - KONI/KOI membutuhkan waktu tambahan untuk mencari solusi mengenai penolakan beberapa daerah yang ditunjuk sebagai tuan rumah pelatnas terpadu.

Ketua Umum KONI/KOI Rita Subowo menjelaskan, pihaknya perlu waktu mengatasi masalah tersebut. Dia optimistis pihaknya akan mendapatkan jalan keluar secepatnya. "Beri kami waktu, karena masalah ini memerlukan proses," ungkap Rita.

Penolakan Provinsi Riau dan Jawa Timur sebagai tuan rumah pelatnas terpadu memang membuat induk organisasi olahraga Tanah Air itu harus memutar otak. Jangan sampai persiapan atlet menghadapi tujuh multievent tahun ini terbengkalai. 

"Kami optimistis akan mendapatkan jalan keluarnya, apalagi kami tinggal melakukan konsolidasi dengan beberapa daerah," ujarnya, Jumat (20/2/2009).

Sementara penolakan dua daerah itu disebabkan karena anggaran otonomi mereka belum mencukupi. Mereka takut pihaknya tak siap menjadi tuan rumah bagi ratusan atlet dari berbagai cabang olahraga (cabor).

Komandan Pelatnas Terpadu Djoko Pramono mengaku tak mengetahui permasalahan tersebut. Menurutnya, masalah itu menjadi kebijakan dari para pemimpin KONI/KOI, termasuk Rita. "Saya itu sebatas komandan pelatnas, tak kompeten menjawab itu. Yang penting, persiapan atlet pelatnas dalam kondisi bagus," cetus Djoko.

Permasalahan pun tak sebatas daerah menolak sebagai tuan rumah. Giliran cabor menolak menjalani pemusatan latihan pilihan KONI/KOI. Kondisi itu membuat para petinggi di induk organisasi olahraga Indonesia itu harus mencari solusi secepatnya.

Cabor seperti tinju, pencak silat, dan taekwondo merupakan sebagian cabor yang enggan menuju daerah pilihan. Tinju menolak ke Maluku dan memilih Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan pencak silat dan taekwondo ogah ke Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka sepertinya bersikeras menjalani pelatihan di Jakarta, terutama silat yang memiliki padepokan sendiri di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Komandan Pelatnas Martial Art Madju Daryanto mengatakan, sah saja bagi cabor tak mau bergabung di Kaltim. Namun, dia berharap ada penjelasan jelas, terutama atas persetujuan dari ketua umum Pengurus Besar (PB) masing-masing. Selain itu, mereka pun harus membiayai pelatnas sendiri. 

"Bisa saja, tapi mereka harus menanggung konsekuensinya. Salah satunya ya biaya sendiri," cetus Madju.

Hasil Ujicoba Buat Glock Puas

SAKHIR - Panasonic Toyota Racing gagal melanjutkan ujicoba gemilang mereka pada sesi hari terakhir di Bahrain International Sirkuit, Kamis (19/2/2009). Meski begitu, Glock mengaku cukup puas dengan ujicoba yang dijalaninya.

Glock nyaris menyelesaikan ujicoba di Sakhir dengan gemilang. Sayang, mobil pembalap asal Jerman itu mengalami kendala pada sistem hidrolik, sehingga harus puas menempati posisi buncit ujicoba.

Meski begitu, hasil balapan sesi ujicba terakhir itu tidak membuat Glock kecewa. Dia mengaku senang mobilnya mampu melahap lintasan di Bahrain International Sirkuit selama mungkin.

"Saya memang sedikit kecewa karena hari terakhir ujicoba kami mengalami kendala, tapi ini merupakan sebuahi ujicoba yang baik buat kami semua," tegas Timo dikutip F1live, Jumat (20/2/2009).

"Pada ujicoba kali ini kami kehilangan waktu untuk ujicoba karena mobil kami terkendala hidrolik, jadi kami sayang kehilangan waktu," lanjut pembalap 26 tahun tersebut.

"Namun, secara keseluruhan kami sudah menjalani ujicoba dengan baik pada pekan ini. Kami mengalami perkembangan berarti dengan stelan mobil dan saya yakin hal ini akan terus berlanjut," tutupnya.

Rencananya, Toyota akan kembali menjalani ujicoba di Jerez, Spanyol pada 1 Maret mendatang.